JAKARTA, MINGGU - Hujan mewarnai malam takbiran menyambut Hari Raya Idul Adha 1429 H di berbagai kota di Indonesia. Meski demikian, curahan air dari langit tersebut tidak menyurutkan niat umat muslim untuk melakukan takbir keliling baik dengan jalan kaki maupun menggunakan kendaraan bermotor.
Di Yogyakarta, beberapa kelompok remaja masjid dan tempat pendidikan Al Quran (TPA) terlihat melakukan takbir keliling di sejumlah ruas jalan utama di Kota Yogyakarta seperti Jalan Kusumanegara, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Mangkubumi, Jalan Tamansiswa dan sejumlah jalan lainnya.
Di bawah lindungan payung dan plastik penutup hujan , mereka menggemakan takbir sambil berjalan kaki dan membawa obor maupun berbagai bentuk lampion. Mereka juga mengiringi gema takbir dengan tabuhan gendang dan bunyi-bunyian lainnya sehingga menambah semarak malam takbiran.
Hal sama juga juga terlihat dari sebagian warga masyarakat yang melakukan takbir keliling dengan kendaraan bermotor, baik mobil bak terbuka maupun seped amotor yang terus menggemakan takbir keliling kota dengan diiringi berbagai tetabuhan.
Hal serupa juga dilakukan umat muslim di Pekanbaru, Riau. Hujan lebat tidak manghalangi warga untuk bertakbir keliling, meski agak terganggu. Sejumlah pengendara motor terlihat terpaksa berteduh di beranda pertokoan, warung dan halte angkutan umum.
Meski begitu, masih terlihat iring-iringan pawai kendaraan takbiran yang tetap melaju di bawah guyuran hujan. Mereka masih terlihat melakukan pawai sambil meneriakan kalimat Takbir. Hal tersebut terlihat di Jalan Diponegoro, dimana puluhan kendaraan bak terbuka dihias aneka rupa miniatur masjid dan bedug. Sayangnya, hujan lebat telah membuat sejumlah hiasan miniatur masjid rusak.
Sementara di Malang, hujan deras sejak sore hingga malam hari, membuat pelaksanaan takbiran yang biasanya cukup meriah di sepanjang jalan raya maupun perkampungan, menjadi sepi. Tak ada obor yang dibawa anak-anak kecil menyusuri perkampungan.
Namun demikian, hampir diseluruh musala dan masjid-masjid tetap menggelar takbiran sejak menjelang salat Magrib untuk menyambut datangnya Hari Raya Kurban. "Kami terpaksa hanya menggelar takbiran di dalam masjid saja, karena hujan deras sejak sore tadi tidak kunjung reda. Padahal, kami sudah menyiapkan agenda takbir keliling kampung dengan membawa obor dan terbang jidor, agar suasana meriah," kata salah seorang pengurus Masjid Sirotol Mustaqim Lowokwaru, Achmad Kodim.
Senin, 22 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar